Di era digital seperti saat ini, dunia pendidikan mengalami perubahan yang signifikan. Salah satu perubahan penting adalah pergeseran dari metode pembelajaran konvensional menuju pendekatan yang lebih digital dan interaktif. Menyadari hal tersebut, tim dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menginisiasi program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan fokus pada digitalisasi modul ajar untuk para guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Magelang.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Juli 2025, bertempat di MI Muhammadiyah (MIM) Meduro, Mungkid, Kabupaten Magelang. Salah satu narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Setiya Nugroho, S.T., M.Eng., dosen Fakultas Teknik UNIMMA, yang juga menjadi pelaksana program pengabdian ini. Dengan pengalaman di bidang teknologi pendidikan dan pengembangan digital, beliau membagikan pengetahuan serta praktik langsung tentang cara menyusun dan memanfaatkan modul ajar berbasis digital.

Mengapa Digitalisasi Modul Ajar?

Modul ajar digital bukan hanya mempermudah guru dalam menyampaikan materi, tetapi juga membuka ruang bagi kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran. Modul digital memungkinkan integrasi berbagai media seperti video, audio, dan simulasi interaktif yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar.

Platform-Platform Pendukung Digitalisasi Modul Ajar

Dalam kegiatan pelatihan ini, peserta dikenalkan dengan berbagai platform digital yang dapat dimanfaatkan dalam proses digitalisasi modul ajar. Salah satunya adalah Rumah Belajar, sebuah platform resmi dari Kemendikbudristek yang menyediakan sumber belajar digital secara gratis. Rumah Belajar memiliki fitur seperti kelas maya, laboratorium maya, bank soal, dan peta budaya, yang sangat membantu guru dalam memperkaya materi pembelajaran.

Selanjutnya, ada Sanber Campus, sebuah platform berbasis komunitas yang menyediakan berbagai pelatihan dan kursus daring, termasuk pelatihan membuat konten digital. Platform ini cocok bagi guru yang ingin meningkatkan kompetensi teknologi secara mandiri. Selain itu, diperkenalkan pula Edubox, solusi lokal yang dapat digunakan secara offline, sangat ideal untuk sekolah-sekolah di wilayah dengan keterbatasan akses internet. Edubox memungkinkan guru dan siswa mengakses materi secara lokal tanpa tergantung koneksi daring.

Platform Scola juga turut diperkenalkan sebagai media pembelajaran kolaboratif yang mendukung aktivitas forum, pengumpulan tugas, serta interaksi guru dan siswa secara terstruktur. Sedangkan SIDIGS (Sistem Digital Sekolah) hadir sebagai sistem digitalisasi sekolah berbasis lokal yang tidak hanya mendukung pembelajaran, tetapi juga administrasi dan evaluasi sekolah.

Guru-guru juga dikenalkan dengan Edukati, platform yang berorientasi pada pembelajaran berbasis kompetensi dan membantu guru menyesuaikan materi ajar dengan kebutuhan siswa. Sementara itu, Google Classroom menjadi pilihan populer karena antarmukanya yang sederhana serta integrasinya dengan berbagai layanan Google, menjadikannya sangat mudah digunakan oleh guru dan siswa.

Adapun Schoology, merupakan Learning Management System (LMS) dengan fitur yang lengkap, mendukung pembelajaran daring yang interaktif, evaluasi, serta pelaporan perkembangan belajar siswa. Terakhir, Edmodo dikenalkan sebagai LMS yang cukup lama digunakan di Indonesia sejak 2013, dengan pendekatan media sosial yang ramah pengguna dan memungkinkan kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua.

Menutup Dengan Harapan

Digitalisasi modul ajar bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan nyata di tengah tuntutan zaman. Melalui pelatihan ini, diharapkan para guru MI/SD di Kabupaten Magelang dapat lebih kreatif, adaptif, dan inovatif dalam menyusun serta menyampaikan materi ajar. Dengan begitu, pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan relevan bagi siswa-siswa generasi digital saat ini.

slot gacor malam ini